Koneksi langsung ke Internet akan memakan biaya yang sangat tinggi yang
tidak mungkin ditanggung oleh pengguna perorangan. Solusinya didirikanlah
perusahaan penyedia jasa yang membangun infrastruktur koneksi ke Internet (diluar
sistem telepon) dan kemudian membagi kapasitas yang dimilikinya kepada
pelanggan. Dengan demikian biaya koneksi akan menjadi ringan karena ditanggung
bersama oleh sejumlah pelanggan melalui registrasi dan iuran (biasanya
berlangganan per bulan) kecuali biaya pulsa ditanggung sendiri oleh masing2
pengguna.
ISP selain memperoleh keuntungan dari pungutan iuran kepada anggota,
biasanya juga menjual jasa yang lain seperti layanan Virtual Private Networking (VPN
- saluran WAN khusus intern perusahaan melalui Internet), koneksi dedicated (24
jam), pembuatan dan hosting (penempatan) situs Internet, konsultan jaringan
komputer bahkan ada yang berjualan komputer. Sebagai organisasi komersial ISP haruslah berbentuk badan usaha yang sah menurut hukum yang berlaku. ISP juga
harus terdaftar dalam lembaga Internet internasional serta memiliki alokasi IP
address (alamat Internet) yang diatur oleh Internet Address Network Authority (IANA)
dan memiliki domain yang terdaftar dan diakui komunitas Internet. Di Indonesia ISP
mempunyai wadah yang disebut dengan Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet
Indonesia (APJII).
Beberapa kriteria umum untuk mengetahui kehandalan provider di Indonesia :
Dari sisi pelanggan perlu diketahui berapa banyak data dapat dipindahkan
antara 2 titik dalam 1 detik ? Ini adalah ide dasar bagi standar laju transfer data yang
dinyatakan dalam satuan Bit Per Second (detik) (Bps.). Semakin besar nilai Bps.
maka semakin cepat data dipertukarkan, satuan ini dibakukan sebagai standar
kecepatan modem
Umumnya ISP memakai modem 28.8, 33.6 atau 56 Kbps. walaupun kinerja
jaringan telekomunikasi publik (telepon) masih berkisar antara 9.6 Kbps. hingga 28.8
(Kbps.). Kecuali mempergunakan saluran digital khusus ISDN yang masih mahal
tarifnya. Pergunakanlah modem dengan kecepatan yang sama atau lebih tinggi dari
milik ISP karena kecepatan transmisi data biasanya mengikuti standar kecepatan
terendah untuh menghindari kesalahan. Namun fasiltas teknologi kompresi data yang
dimiliki modem biasanya mampu meningkatkan laju transfer data. Perhatikan pula
rasio jumlah sambungan telepon yang dimiliki ISP dengan jumlah pelanggannya
(normalnya maksimal 1 saluran untuk 10 pelanggan)
Perhatikan Bandwidth yang dimiliki ISP. Bandwidth adalah lebar pita saluran
yang dapat dilewati data pada saat yang sama, dapat dianalogikan dengan 'berapa
lebar jalan yang akan dilewati mobil'. Bandwidth berkaitan dengan pertanyaaan
'berapa banyak data ditransmisikan dalam satu saluran pada satu saat ?'. Semakin
besar bandwidth yang dimiliki maka semakin banyak data dapat ditransmisikan serta
semakin banyak orang dapat memakai saluran yang sama tanpa berkurang kecepatan
aksesnya
Saat ini ISP di Indonesia yang terbesar bandwidthnya sekitar 3 Mb, semakin
kecil akan buruk kinerjanya dan ini berbanding lurus dengan jumlah pelanggan serta
rata2 pemakaian saluran setiap saat. Jumlah pelanggan yang melebihi rasio
bandwidth dan terjadinya beban puncak mengakibatkan browsing menjadi lambat dan
mungkin beberapa service yang bandwidth intensive akan mengalami kegagalan (FTP
dan Chat misalnya)
Apakah ISP anda mempunyai server proxy ? Proxy adalah server khusus yang
bertugas sebagai cache bagi pelanggan ISP. Server proxy adalah sebuah indeks
alamat2 (host) vaforit berikut isinya yang sering dikunjungi oleh masing2 pelanggan. Proxy berguna sebagai akselerator akses disaat jaringan (baik ISP maupun host
tujuan) berada pada beban puncak (peak). Sekaligus menghemat bandwidth yang
dimiliki ISP karena dengan bantuan proxy server maka pengguna tidak perlu
melakukan koneksi keluar untuk melihat isi host favoritnya
Apakah ISP anda mempunyai backbone sendiri ? Backbone adalah saluran
koneksi utama yang menghubungkan jaringan ISP dan Internet. Kebanyakan ISP di
Indonesia menyewa backbone dari pihak ketiga karena membangun backbone sendiri
membutuhkan teknologi yang berat dan dana yang sangat besar. Semula ISP memiliki
(menyewa) backbone sendiri, namun kini 1 backbone bisa dipakai oleh banyak ISP
karena krisis ekonomi (fluktuasi nilai tukar mata uang - tarif backbone dalam US$).
Sebagai contoh 13 ISP nasional harus membangun konsorsium dan menyewa
backbone 2 Mbps milik TelkomNet, akibatnya kinerja masing2 rendah karena harus
berbagi pakai dengan pengguna backbone (ISP) lainnya. Padahal sebelumnya setiap
ISP memiliki backbone sendiri rata2 minimal sebesar 512 Kbps hingga 3 Mbps
Apakah setiap transaksi di Internet aman dari pembajakan, apakah ISP
memiliki mekanisme pengaman ? Hampir setiap host di Internet menerapkan metode
Firewall yaitu suatu cara verifikasi identitas berdasarkan pengenalan kode sistem yang masuk. Setiap pengguna memiliki kode sistem yang khas baik itu alamat (IP address)
node (titik dimana komputer terhubung), nama user, password, sistem yang dipakai
dan sebagainya masing2 secara unik. Firewall bekerja secara software dan hardware
sekaligus sehingga memperkecil kemungkinan sistem keamanan ini ditembus. Dengan
firewall dapat diketahui setiap koneksi yang tidak sah baik itu dari luar sistem maupun
dari dalam sistem yang dimiliki ISP
Mekanisme pengaman kedua di Internet adalah metode enkripsi dimana masukan
data yang penting dan rahasia diubah dalam suatu algoritma tersandi dengan kunci
tertentu yang saling berbeda satu sama lain di setiap transmisi dan transaksi koneksi.
Dengan enkripsi maka kegiatan berbelanja di Internet menjadi aman karena setiap
data yang dimasukkan (misalnya nomor kartu kredit) ditransmisikan dalam bentuk
yang tidak dapat dikenali oleh siapapun kecuali sistem penerima. Sehingga walaupun
data tersebut dibajak di tengah jalan, tetap tidak akan dapat diketahui isinya kecuali
si pembajak mampu membongkar kunci algoritma penyandinya. Kegiatan perusakan,
pembajakan, penyadapan, penyusupan illegal dan cenderung negatif semacam inilah
yang disebut Phreaking dan Cracking, pelakunya disebut Phreaker dan Cracker.
Sedangkan yang dimaksud dengan Hacking pelakunya disebut Hacker adalah kegiatan
membangun, menganalisa, membongkar kelemahan dan memperbaiki sistem
komputer, termasuk didalamnya kegiatan Phreaking dan Cracking namun untuk
tujuan mempelajari suatu sistem.
Kamis, Desember 24, 2009
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar